Panggil saja aku Angel. Waktu itu, aku sedang libur semesteran. Karena bosan aku tak pergi kemana-mana, aku pun memutuskan untuk pergi ke puncak bersama teman-teman sekalian refreshing habis ujian.
Aku mengajak Shera, Keni, Rangga, Kevin dan Indra. Kami menyewa Villa Anggun Biru, dengar-dengar dari warga sekitar kalau villa itu angker tapi kami tak percaya. Akhirnya, kami tetap menyewa villa tersebut. Penjaga yang biasa jaga disana pun mengatakan kepada kami kalau villa itu berhantu. Tapi kami tetap tak percaya.Kami pun masuk ke villa itu.
Entah kenapa udara disana panas, aku pun ingin mandi. Saat aku menyalakan keran ternyata keran itu mati aku bingung harus bagaimana. Aku pun memakai bajuku lagi dan meminta bantuan kepada Kevin. “Kev, gue mau mandi nih.” Kata aku. Jawab Kevin “Ya udah, kalau lu mau mandi, mandi aja apa susahnya sih?”. “Kerannya mati, tolong dibantu dong” kata aku minta bantuan. Kevin pun masuk ke kamar mandi untuk menyalakan keran tersebut.
“Gel, ini nyala juga. Bilang aja lu kangen gue jadi lu panggil-panggil gue. Curi-curi kesempatan karena cewek gue nyusul kesini nanti.” Kata Kevin menggoda. “Pede banget sih lu? Mana mau gue kangen sama lu? Gue kangennya sama si piiiip” kataku mengelak. Tiba-tiba ada suara benda dibanting. Kami berdua kaget dan berlari menuju sumber suara.
Kami bertanya pada Rangga, Keni dan Shera yang sedang diluar dan mereka berkata mereka tidak membanting apapun. Perasaanku mulai tak enak, tapi aku anggap saja itu biasa mungkin ada kucing.
Karena perasaanku itu aku pun jadi enggan mandi karena tiba-tiba udara disana jadi dingin. Malam kami lewati dengan bernyanyi-nyanyi dan tertawa bersama. Dan kebetulan waktu itu Indra membawa gitar kesayangannya. Jadi, Kami menghabiskan waktu dimalam itu dengan gonjreng-gonjreng gitar.
Saat itu, suasana malam sangat hening tetapi langsung ricuh karena suara gitar si Indra dan tawa kami semua. “Ssssttt” ditengah gelak tawa kami terdegar suara seperti itu. Kami kaget dan tiba-tiba diam. Kami melihat satu sama lain dan semua mengangkat bahu.
“Ah, kok jadi diam begini sih? Ayo lanjut lagi !!!” kata Rangga mulai ramai. Kami pun melanjutkan lagi. Tiba-tiba terdengar suara bayi menangis, kami pun mulai takut dan tiba-tiba ada yang mengetok jendela villa dengan keras. Kami pun semakin takut dan kami pun semakin memojok. Akhirnya, Kevin berusaha memberanikan diri untuk membuka pintu. Ia kaget ternyata yang mengetuk jendela itu adalah suami dari pemilik rumah tetangga sebelah, Ibu Lina yang sedang mabuk.
“Aduh, nak maaf ya mengganggu, suami saya salah alamat. Sekali lagi maaf ya, atas nama suami saya. Maaf sudah membuat kalian kaget.” Kata Ibu Lina. “Oh iya tak apa-apa kok bu. Bayi ibu sedang menangis ya? Mungkin karena kami berisik maaf ya bu” kata Kevin turut minta maaf
“Anak ibu? Anak ibu sudah besar semua ya mungkin seumur kalian , jadi tak mungkin kalau menangis seperti bayi.” Kata Ibu Lina. “Oh begitu ya bu? Lalu siapa yang menangis ya?” Tanya Kevin heran. “Emmm… Tak tahu… Ibu pulang dulu ya nak.” Kata Ibu Lina gugup. Melihat tingkah Ibu Lina, Kevin menyimpan rasa curiga. Sepertinya, Ibu Lina tahu tentang ini ujar Kevin dalam hati. Kevin pun bengong di pintu memikirkan apa yang telah terjadi.
“Woy !!! Jangan bengong disitu… kata orang sunda nanti Bisi nongtot jodo” kata Shera. “Hah? Maksudnya?” Tanya Keving bingung. “Gak tau lah gue juga. Katanya sih kalau mau punya jodoh jadi susah. Wah, berarti nanti lu diputusin pacar lu hahahah…” Kata Shera. Teman lain pun tertawa. “Ah, itu sih mitos” kata Kevin.
Kevin pun menutup pintu, dan kembali bergabung dengan teman yang lainnya. Mereka melanjutkan lagu yang tadi mereka nyanyikan. Setelah selesai dan puas bernyanyi, mereka merasa ngantuk. “Hoammm… Ken, Gel, kita tidur yuk! Gue ngantuk nih.” Ajak Shera. “Iya yuk guys kita tidur bener kata Shera ngantuk beneran” Kata Rangga setuju dengan ucapan Shera.
“Ya udah kalian duluan aja, gue belum ngantuk” Kataku dan Kevin serentak. “Ciee… Ngomongnya pake bareng segala… Jangan-jangan jodoh baru nih hahahah” kata Keni menggoda. “Apaan sih lu? Gue udah punya cewek, lagian enak di dia rugi di gue” Kata Kevin. “Eh, emangnya gue mau ama lu?” kataku mengelak omongan Kevin. “Ah, mata gue tinggal 5 watt lagi. Gue mau tewas dulu ah…” kata Keni sambil mengambil selimut yang ada di kursi ruang tamu.
Mereka semua pun terlelap kecuali Aku dan Kevin. Kevin mengajakku keluar untuk jalan-jalan sebentar. “Gel, kita keluar cari angin yuk! Disini bosan” ajak Kevin. “Curi-curi kesempatan lu ngajak gue jalan-jalan waktu kagak ada cewek lu” kataku cuek. “Ah ya udah kalau gak mau, gue jalan sendiri aja. Palingan nanti ada yang … “ kata Kevin menghentikan perkataannya untuk menunggu respon dariku. “iya iya.. gue ikut” kata ku.
Ya, aku terpengaruh saja dengan perkataan Kevin karena memang aku agak penakut. Kami jalan berdua, mengobrol menanyakan hubungan Kevin dan Alya. “Eh, hubungan lu sama Alya gimana?” Tanyaku kepada Kevin. “Ya baik aja sih tapi si Alya sibuk mulu jadi susah kalau mau ketemuan” Jawab Kevin sambil menendang kerikil. “Ya, maklum aja lah dia kan mau bangun usaha sendiri. Jadi sibuk juga wajar aja.” Kataku.
“Malam ini lumayan dingin ya?” kataku sambil melingkarkan tanganku di perutku. “Lu pake jaket tipis kali jadi dingin.” Kata Kevin sambil menutupi tubuhku dengan jaketnya dan merangkulku. Aku terdiam kaget, beberapa saat kemudian udara sudah tak dingin lagi. Aku pun melepaskan jaket dan mengembalikannya pada Kevin.
“Ya udah lu pegang dulu aja. Gue udah nyaman gak pake jaket.” Kata Kevin. “Tapi bibir lu udah biru begitu” kataku sambil menyenterkan wajahnya. Kami pun jalan lagi, dan bercanda. Kevin berusaha menakutiku tetapi malah aku yang membuatnya kaget. Raut wajah Kevin begitu lucu ketika aku kagetkan. Aku tertawa melihat wajahnya. “Dasar dari SD jail lu kagak abis-abis ya!!” Kata Kevin menggelitikku. Aku tertawa geli.
Tring~Tring~!!! Suara ketukan mangkok terdengar. “Loh, kok tengah malem gini ada tukang bakso ya?” Tanyaku bingung. “Mana gue tau…. Lu mau?” Kata Kevin menawariku. “Enggak ah…” Jawabku. Aku bengong melihat ada perempuan cantik berambut panjang berjalan sendiri membeli bakso tersebut.
Perempuan itu makan bakso itu, aku heran mengapa bakso itu besar sekali. Aku perhatikan ternyata itu adalah kepala manusia. “Kev, ayo kita pergi dari sini..” kataku menarik tangan Kevin. “Kok, buru-buru begitu sih?” Tanya Kevin heran sambil kuseret. “Pokoknya kita harus pergi!!!” kataku memaksa. Tiba-tiba langkahku terhenti, karena ada sesuatu yang menghalangiku.
Aku lihat dari kaki kemudian keatas. Ya ampun, manusia tanpa kepala dan bertanya kepadaku “Neng? Liat kepala saya tidak”. “Ada di mangkok…” Kataku dan langsung jatuh pingsan.
Saat sadar, aku sudah berada di sofa ruang tamu dan aku melihat Kevin yang sedang tertidur dengan posisi duduk menungguiku sambil memegang tanganku. Aku berusaha untuk bangun, tiba-tiba Kevin terbangun mungkin karena aku terlalu banyak gerak sehingga membangunkan Kevin.
Aku bertanya pada Kevin “Kev, sebenarnya apa yang terjadi tadi malam?”. “Tadi malam, lu pingsan gue bawa ke villa dan gue baringin lu di sofa ini karena kamar cewek dikunci.” Kata Kevin. “Terus kenapa lu kagak tidur dikamar?” Tanyaku heran. “Gue mau nemenin lu disini, kalau ada sesuatu gimana coba?” Kata Kevin. Ya Tuhan, baik sekali anak ini? Beruntung ya si Alya punya cowok kaya dia. Andai aja gue juga punya. Etdah!!! Mikir apa sih gue? Batinku.
“Eh, tapi kenapa gue bisa pingsan?” tanyaku heran. “Mana gue tahu… Mungkin lu kedinginan, tapi sebelumnya lu bilang Ada dimangkok dan gue gak ngerti apa maksudnya tiba-tiba buakk lu jatuh” Jelas Kevin. “Emang kenapa sih lu bilang gitu?” tanyanya heran. “Erm~ gak apa-apa.” Kataku.
Yang tadi malam itu mimpi atau bukan ya? Kalau bukan mimpi kok bisa Kevin gak liat manusia kepala buntung itu? Pikirku. “Ah, udah ah lupain aja Angel” kataku sambil mengetuk jidatku. “Lupain apanya?” Kata Kevin yang sudah dari dapur dan langsung menghampiriku kemudian menyimpan gelas di meja. “Gak, gak apa-apa” kataku. “Aneh lu.” Kata Kevin. Kemudian, Shera keluar dari kamar, dan langsung kaget ketika melihat Kevin sedang berbicara dengan ku dengan posisi aku di sofa dan Kevin dilantai.
“Hey, apa yang kalian lakukan disini? Kalian maksiat ya? Tadi malam kan kalian gak tidur di kamar. Jangan-jangan….” Kata Shera asal ngomong. “Ngomong apaan sih lu? Orang kamar malam sama lu dikunci!!! Ya gue gak bisa masuk lah… Dasar bego lu..” Kataku. “Oh iya ya, gue lupa… heheheh…. Tapi kalian gak ngapa-ngapain kan?” tanya Shera. “Ya kagak lah… Ngaco aja lu ngomong gitu… Kalau gue ngapa-ngapain gimana sama cewek gue? Udah ah ngomong lu makin hari makin ngaco… Gel, tuh minum airnya.” Kata Kevin langsung menuju ke dapur.
Shera langsung duduk disebelahku yang sedang minum air putih. “Gimana rasanya jalan berdua sama si Kevin? Seneng ya?” Tanya Shera sambil merangkulku. “Apaan sih lu?” Kataku. “Jangan bohong deh… keliatan kok dari wajah lu kalau lu naksir sama si Kevin.” Kata Shera menggodaku. Aku pun langsung tersedak dan berhenti minum. “Uhuk!!! Uhuk!!! Najisss….” Kataku dan langsung pergi ke dapur.
“Nah, sekarang lu mau samperin si Kevin kan?” Kata Shera. Aku langsung balik lagi “Salah jalan” aku langsung masuk ke kamar dan menutup pintu. “Bohong lu” kata Shera berteriak dari sofa tempat ia duduk. “Kagak!!! Tadinya gue mau mandi… Gue lupa bawa handuk…” Kataku berteriak dari kamar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak setelah baca