Aku pun selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Shera pun masuk, dan menyalakan keran. Aku yang sedang mengambil air minum kaget mendengar Shera menjerit begitu keras dari kamar mandi. Shera membuka pintu, kebetulan didepan pintu ada Indra yang sedang mengantri untuk mandi. Shera langsung memeluk Indra. “Ada apa?” tanya Indra kaget. “Keran itu mengeluarkan darah!!!” Kata Shera dan memeluk Indra semakin erat.
Tiba-tiba, Brang~!!! Terdengar seperti suara semacam kaca pecah. Semua mata tertuju kepadaku karena saat itu akulah yang berada dekat rak piring. Aku bingung, melihat sekelilingku dan tak ada apapun. Kemudian, kami bersama mencari asal suara itu dan ternyata itu suara vas bunga dekat kamar cowok yang pecah. Padahal, pada saat itu tak ada kucing.
Perasaanku dan Shera mulai tak enak, karena kejadian yang sudah menimpa kami berdua. Aku merasa takut, maksud dari ini apa. Tapi aku berusaha melupakannya. Kami pun melanjutkan aktivitas kami. Kami bersiap-siap karena kami akan main ATV di lapang sana. Rangga mulai memanaskan mesin mobil.
Kami pun meninggalkan villa dan pergi ke lapang. Kami bermain ATV dan berfoto di saung kami. Saat aku memotret mereka, entah kenapa ada asap putih. Tapi aku berpikir itu hanya efek cahaya. Ketika aku mencoba memotret lagi ada seorang wanita dibelakang Rangga. Ia cantik dan persis dengan wanita yang aku lihat tadi malam.
Dengan pose yang anggun, wajah yang cantik dan senyum yang manis. Aku tak berhenti memandang foto itu. “Hey~!!! Apa yang lu lakuin disitu? Sini kameranya gue mau liat hasilnya.” Kata Rangga. “Erm~ Ini Hasilnya kebakar… Foto sekali lagi ya…” Kataku sambil menghapus foto itu. “Dari tadi ulang mulu.” Kata Rangga mulai bosan.
“Ganti latar aja deh kayanya…. Soalnya suasananya gak mendukung.” Kataku. Akhirnya, setelah berganti latar hasil foto-fotonya bagus semua dan tak ada yang dihapus.
Kami pun pulang, saat kami membuka pintu villa suasana villa sudah begitu rapi, dan disitu tertuliskan surat yang ditulis dengan tinta merah pekat. Yang tertuliskan: Tolong jangan berantakan ya villa nya saya lelah membereskannya. Nanti anak-anak saya tidak nyaman bermain jika keadaannya seperti ini.
“Wah, ternyata Ibu Eli baik ya?” Kata Keni. Kemudian, kami mengunjungi rumah Bu Eli pemilik villa tersebut. “Bu terima kasih atas bantuannya ya. Maaf sudah membuat villa berantakan, jadi ibu lelah membersihkannya.” Kata Indra berterima kasih. “Loh, ibu dari tadi disini dan tidak main ke villa” kata Ibu Eli. “Loh, bukankah Bu Eli meninggalkan surat ini?” Tanyaku sambil memberikan surat tadi.
Ibu Eli kaget karena tulisan itu bukanlah hasil tulisannya. Warna tintanya pun lebih pekat dari warna tinta pulpen biasanya. Ketika Ibu Eli meraba tinta itu ternyata itu adalah darah. Ibu Eli bicara “Oh, itu tadi pembantu saya..”. “Kok, ibu tampak gugup seperti itu?” Tanya Rangga heran. “Oh tidak, ibu hanya lelah saja habis membereskan gudang belakang.” Kata Ibu Eli menyembunyikan sesuatu.
Karena tak bisa berbuat apapun kami pun kembali ke villa. Aku membaca novel kesayanganku yang berjudul “Cinta di Depan Mata”. Kebetulan waktu itu, Keni dan Shera sedang keluar untuk membeli jagung bakar. Dengan asyik aku membaca novel itu aku pun mendengar ada suara pintu yang dibanting.
Aku kira Indra membanting pintu karena biasanya ialah orang yang paling sensitif diantara kami semua. Ketika melihat keluar kamar, ternyata pintu tetap terbuka. Dan Indra sedang asyik saja memainkan PSP nya. “Kev, tadi lu banting pintu ya? Berisik tau!!!” Kataku menyalahkan Kevin.
“Ih, apaan sih? Lu jadi nyalahin gue begitu… dari tadi gue lagi ngegambar disini juga… Kagak deket-deket sama pintu.” Kata Kevin. “Terus tadi siapa dong? Tadi ada yang banting pintu soalnya.” Kataku heran. “Mana gue tau…” Kata Kevin dengan santainya.
Aku masuk ke kamar dan menganbil senter. Diam-diam aku berjalan, “Woy!! Angel, mau kemana lu?” Tanya Keni. “Gue penasaran sama ruangan ini, semenjak kita datang ke sini ruangan ini belum pernah terbuka kan?” Kataku. “Iya juga ya? Padahal kuncinya menggantung di pintunya,” Kata Keni turut penasaran.
Akhirnya, aku dan Keni pun membuka pintu ruangan itu secara perlahan. Banyak barang yang tak kami kenal didalamnya, mungkin ruangan itu semacam gudang lagi. Tiba-tiba, Brakkk!!! Pintu ruangan itu menutup sendiri dan kami berteriak histeris meminta tolong dari dalam ruangan itu…
Ada seseorang yang menarik kaki Keni dan itu entah siapa. Aku tetap berusaha membuka pintu ruangan itu tetapi tetap saja tak berhasil. Aku pun terus berusaha tak sadar aku menangis, sedangkan Keni terus ditarik dan dia menarik kakiku. Pintu itu pun terbuka dan kami langsung lari keluar ruangan itu.
Kami lari ke ruang tamu dan disana Keni menangis Histeris. Aku pun mandi keringat karena begitu cemas dengan kejadian itu. Aku ke dapur dan mengambil segelas air minum. Disana aku melihat ada wanita cantik itu lagi. Ia sedang cuci piring dengan memasang wajah yang manis dan begitu cantik.
Aku langsung masuk kamar dan tertidur, lalu aku memeluk sesuatu dan aku merasa itu bukan guling. Saat aku bangun, aku melihat wanita itu membalikkan tubuhnya dan melihatku. Lama-lama wajah wanita itu berubah menjadi menyeramkan. Wajahnya setengah rusak, dan menjadi pucat.
“Waaaaaaaaaaaaaa………” teriakku. Dan ternyata itu hanya mimpi saja. Aku ketiduran ketika membaca novel tersebut. Untunglah, itu bukan kenyataan. Kevin dan Indra yang berada dikamar sebelah menghampiriku dan panik. “Ada apa?” Kata Kevin dan Indra bersamaan.
“Gak apa-apa” kataku sambil ngos-ngosan. “Ya sudah kalau gak ada apa-apa” Kata Indra langsung meninggalkanku. Tetapi, Kevin terdiam dan tidak pergi dia terus menatapku. “Kenapa lu masih disini? Kenapa lu liatin gue kaya gitu? Naksir lu?” tanyaku.
“Gue rasa lu gak baik-baik aja, raut wajah lu ketakutan, tangan lu gemeteran kaya ada sesuatu yang ngeganggu lu” ucapnya dan terus menatapku. Aku terdiam sekejap mengingat yang terjadi didalam mimpiku tadi. Aku tertawa kecil “Gue baik-baik aja kok” kata ku
meyakinkan Kevin. Kevin menghampiriku dan duduk disebelahku kemudian memelukku. “Dari wajah lu, gue liat lu ketakutan dan merasa cemas…” kata Kevin. “Apaan sih lu? Gue udah bilang kalau gue baik-baik aja” kataku sambil turun dari kasur.
Rangga berlari kedalam dan memanggil kami berdua “Woy!!! Jagung bakarnya udah jadi noh!!!” Kata Rangga. Kami pun langsung berlari
keluar dan mengambil jagung bakar itu. Kevin tak lupa juga dengan kejadian tadi, dia terus bertanya ada apa denganku sudah 2 hari belakangan ini aku bertindak aneh.
Tapi aku tetap saja merahasiakan semua yang terjadi. Karena aku terus merahasiakannya akhirnya Kevin pun berhenti menanyakan yang seperti itu. Aku terus malamu memikirkan mimpi tadi malam. Tapi aku tak ingat jalan menuju ruangan tersebut. Ya sudah lah, aku lupakan saja.
Keni pun ingin mengambil air minum. Tiba-tiba, ia melihat wanita cantik yang aku pernah lihat waktu itu. Dia mencuci kepala manusia. Keni kaget dan menjerit kemudian lari ke kamar. Ia biasa menulis diary, saat ia berkaca ia melihat sesosok tubuh tanpa kepala persis seperti yang aku lihat waktu itu.
“Ya Tuhan, apa yang terjadi?” Kata Keni mulai merasa ketakutan. Keni menutup matanya karena ketakutan, kemudian ia melihat lagi ke kaca dan ia melihat wanita cantik itu membawa kepala manusia dan sedang berpelukan dengan tubuh tanpa kepala itu. Keni semakin takut, ia pun masuk ke dalam lemari. Ia merasa aman disana, dan ia melihat sekelilingnya saat ia menengok ke sebelah kiri.
Ia melihat wajah wanita yang sebagian rusak dan sebagian rata. Ia menjerit “Waa” ternyata itu hanya mimpi. Keni ketiduran di ayunan itu. Karena merasa lelah Keni pun ingin bernyanyi seperti kemarin malam lagi agar tidak merasa suntuk.
Akhirnya, Indra pun memainkan gitar kesayangannya itu. Dan kami semua mulai bernyanyi-nyanyi. Keni melihat ada tukang bakso lewat dan dia ingin membelinya. Ia pun menghampiri tukang bakso itu. “Bang beli baksonya dong… satu porsi berapa bang?” Tanya Keni. Dengan nada suara yang lembut dan lemas tukang bakso menjawab “Mau yang mana neng? Mau campur daging tikus? Daging kuda? Atau daging manusia?” tanya tukang bakso itu.
“Bang, kok menunya aneh-aneh sih?” Keni heran dan melihat kedalam panci bakso itu. “Ya tuhan!!!” kata Keni kaget. “Gak jadi deh bang… saya gak jadi beli” kata Keni dan langsung berlari. Dengan paniknya, Keni berbicara kepada kami. “A…A…Anu… Anu… A…Ada… Kep…Kep..” Gagap Keni. Buakkk~!!! Keni jatuh pingsan.
Keni pun dibawa ke klinik terdekat. Dokter bilang kalau Keni mengalami shock berat sehingga ia akan sulit diajak bicara untuk beberapa hari ini. Aku dan teman lainnya pun memahami. Ya mungkin Keni mengalami hal yang sama seperti aku waktu sedang jalan malam dengan Kevin.
Tulisn anda unik, berkrakter, dan punya ciri khas snediri. saya yakin anda punya bakat besar, potensi, dan kemampuan di bidang ini.
BalasHapushhhmmm, jadi pengen membaca tulsan-tulisan anda lainnya. keep posting ya! insyaallah, akan banyak berkunjung di mari xDDD
btw, kenapa nama blognya: orangjelek-kecebadai.blogspot.com
kenapa tidak kecebadai aja seperti pemiliknya! ^^
Amin ^^
HapusHahahaha oke :D keep faith for read ya ^^
Hahaha orang jelek (jelas keren) ohok XD
top bgt lah tulsan lo! two thumb up pokokny!
BalasHapustrus mnulis sist!
(klimt trakhr sbnarnya memotivsi gw sndri! gw brcita2 mnjdi penulis tapi jrang skali mnulis. yg ad mlah asyik maen di socmed xDDD)
Oke tjoy!
Hapuswkwkwk jangan maen socmed mulu makanya xD